Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

My Wedding

Cepat Sehat, Aku

Sebelumnya aku kasih info di awal ya. Ini artikel asal tayang, jadi pembaca tidak akan menemukan manfaat apapun setelah membaca. Bahkan ide menulis baru datang beberapa menit sampai akhirnya buka laptop. Artikel jadi kurang dari satu jam. Kebayang asal-asalannya kan. :D


Akhirnya tahun baru 2021 tiba juga. Teringat sebulan ke belakang, bulan desember 2020 blog diabaikan. Posting artikel cuma sebiji doang. Kumat nggak konsistennya. 

Tahun baru ini apakah akan dijalani dengan semangat baru, lebih on fire menerbitkan artikel-artikel baru? Ntahlah. :D 

Soalnya aku tidak berani berjanji, jalani saja gitu. Tapi dalam hati kecil aku ingin punya target. Walaupun aku menyadari kemampuan menejemen waktuku sangat buruk. 

Kenapa buruk? Karena saat-saat ini rasanya dengan penuh kesadaran aku banyak membuang-buang waktu tanpa melakukan apa-apa kecuali over thinking. Sadar sedang mubazir waktu, ingin beranjak tapi malah bertahan dalam pikiran yang membuat malas bergerak. 

Sedang stres atau banyak pikiran. Begitu mungkin lebih mudahnya. Pikiran yang sebenarnya ingin disingkirkan justru lebih sering mampir ke otak mengisi waktu kosong. 

Malas melakukan kegiatan apapun kecuali rebahan dan main gadget. Sangat enggan berkomunikasi dengan orang lain. Memilih menghindari obrolan kecuali sedang mood berbincang. 

Sedang senang dengan diri sendiri, ketawa sendiri lihat video-video lucu di internet. Haha
Susah tidur bahkan sampai ketemu pagi baru bisa merem. Bangun siang rasa badan nggak karuan. Kepala keliyengan, badan dibuat jalan nggak stabil. Hampir setiap malam begitu. 

Tahun 2020 bukan Covid 19 yang jadi beban pikiran terbesar aku. Peraturan yang mengharuskan banyak di rumah tidak berpengaruh apa-apa. Malah senang karena meminimalisir bertemu orang lain. 

Aku sadar kalau sikap ku dalam menghadapi masalah ini tidak baik. Karena saran dari motivasi-motivasi yang pernah aku baca justru jika sedang mendapat masalah sebisa mungkin mengalihkan pikiran pada hal lain yang lebih menyenangkan atau dengan menyibukkan diri. 

Sudah mencoba menyibukkan diri sih, tapi ingatan terus mengarah ke beban pikiran lagi. Jadi ya baru mau mulai kegiatan saja niat sudah gagal karena mood berantakan. Melakukan sesuatu juga rasanya emosian, kalau hasil yang dikerjakan tidak sesuai keinginan jadi malas melanjutkan. Padahal seharusnya dievaluasi kan ya. :D 

Dalam pikiran, aku tahu kalau yang dilakukan sebetulnya memperparah perasaan. Tapi batin rasanya masih ingin menikmati rasa sesak karena hal rumit yang sedang dihadapi ini. 

Jadi aku putuskan menghabiskan rasa pahitnya fase kehidupan ini dulu setahun kemarin. Eh, sejak tahun 2019 ding kerumitan hidup mulai menghilangkan nafsu makan ini. Jadi sudah lebih setahun ya. 

Pelan-pelan tapi tidak pasti, rasa pahitnya jadi enak. Mungkin karena setiap hari terasa jadi indra perasanya sudah hapal dan akhirnya terbiasa. 

Tadinya makan ayam goreng, makan bakwan jagung, atau makan angin yang terasa cuma pahit saja. Kalau sekarang sudah mulai terasa ada gurih-gurihnya. Walaupun pahitnya tetap ada tapi udah enak aja gitu lah. Haha 

Mungkin aku sudah mulai menerima keadaan, urat-urat emosi sudah mulai melonggar. Dalam hati masih tetap mencari solusi terbaik untuk menuntaskan beban pikiran. Tapi rasanya pikiran sudah mulai bisa bercabang. 

Artinya, fokus pikiran mulai aku buat menjadi dua. Pertama fokus mencari solusi masalah itu tadi dan fokus yang baru tahun ini aku ingin punya target pencapaian. Santai saja sih mencapainya tidak yang menggebu-gebu. Semoga mood terjaga karena targetnya gampang tidak muluk-muluk. 

Aku bukan ingin berbagi masalah sih menulis artikel ini, karena yang baca juga pasti sudah banyak masalah. Kasihan kalau harus ikut kepikiran masalah aku juga. :D 

Walaupun aku rasa yang aku hadapi ini luar biasa. Lebih sakit daripada putus cinta. Pernah putus cinta tapi nggak pernah sampai sesakit ini soalnya. Haha 

Tapi aku mencoba mengajak pikiran dan batin aku bangun. Yuk lah, kamu udah ketinggalan jauh. Setidaknya kamu dapat sesuatu di tahun ini. Jadi jangan terus-terusan diam di tempat gelap di sudut ruangan pengap terus. 

Oke sudah, ini artikel nirfaedah kecuali untuk penulis yang sedang tidak sehat mentalnya. Biarkan saja tulisan ini terbit walaupun tidak akan berpengaruh pada dunia persilatan. 

Tapi waktu menulis ini rasanya hatiku damaiiii... jiwaku tentram nggak disamping siapa-siapaaa... ini beneran dilaguin tulisannya loh. hmmm 

Makanya diawal sudah aku kasih info. Nggak apa-apa banget kalau mandek baca di tengah artikel bahkan out sesaat setelah baru baca judulnya. Tapi kalau ternyata ada yang baca sampai akhir aku bingung harus ucapkan terima kasih atau maaf nih yang cocok? 

Mau terima kasih tapi kasihan nggak dapat manfaat, mau maaf kok terang-terangan banget. Jadi aku ucapkan selamat aja lah ya. 

Selamat tahun baru 2021. Semoga tahun ini membawa bahagia untuk kita. Jadi lebih baik tentunya. yang punya hutang semoga cepat lunas dan ngutang lagi, jangan ding. hehe

Intinya kita bisa menerima semua hal yang kita dapat adalah yang terbaik. Itu pasti rasanya damai banget. Aminkan jangan? :D

9 komentar untuk "Cepat Sehat, Aku"

  1. Aminnn. Semoga di 2021 ini kita yang habis merasa "terpuruk" bisa segera bangkit kembali. Bangkit kesehatan secara mental, kesehatan emosional, kesehatan pola pikir positive, sehingga mempengaruhi perilaku dan keseharian yang kita lakukan.

    Amin positive untuk kita semua yang sedang, pernah, atau lagi mencoba berusaha atas rasa terpuruk seperti sedang berada di suatu tempat kegelapan yang paling dalam.

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamiin mbak.. semoga makin sehat jiwa raganya. Hidup cuma sekali kan ya. Umur makin berkurang gini soalnya. :')

      Hapus
  2. Aamiin dan selamat tahun baru juga,

    Setelah aku baca trus aku kira" kaya masalah keluarga hehe
    Tadinya ku kira sakit beneran ternyata sakit dikarnakan belum menerima keadaan yang terjadi, semoga cepet menerima ya mbak anggun hidup memang kaya gini, kalo gak nerima ya kita rugi sendiri jadi beban dan gak maju"

    Tapi kalo perkiraan ku salah ya mohon maaf hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya mas mayuf. Memang harus nerimo banget. Tapi prosesnya ternyata susah pas dijalani. Semoga sekarang sudah makin legowo si diri ini hehe

      Hapus
  3. Amin mbak anggun, semoga masalahnya sudah selesai ya.

    Jika ada masalah, katanya menulis juga bisa jadi obat biar jiwa tenang. Aku ngga tahu masalahnya apa tapi semoga saja sudah tenang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masih belum mas agus tapi coba diterima aja sekarang.

      iya mas, healer katanya kalau bisa menuangkan ke tulisan. Makanya aku coba nulis apa aja deh yang aku mau.
      Sama main ke blog temen-temen. pasti udah ketinggalan tulisan banyak bgt :D

      Hapus
  4. Aamiiinn..Selamat Tahun Baru 2021 Anggun..

    Semoga tahun ini lebih baik untuk mbak dan keluarga.

    Maaf baru sempat mampir.

    Kalau boleh ninggalin saran..jangan kebanyakan berkata bahwa mbak nulis yang nirfaedah. Kita ga pernah tahu tentang itu karena sangat mungkin tulisan ini memberi pencerahan pada pembacanya.

    Semangat Anggun 💪💪💪💪

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin ya Allah

      Hehe iya sih, inget artikel mas Anton yg bahas tentang bikin artikel jgn mikirin bermanfaat atau ga melulu itu ya.

      Semangat jg mas Anton. Terimakasih saran dan kunjungannya 🤩

      Hapus
  5. Semoga pandemi cepat usai yah gun supaya semuanya kembali normal hehe

    BalasHapus