Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

My Wedding

Difteri Menjadi Cerita Pembuka Awal Tahun

Lepas liburan, tulisan pertama di tahun 2018. Cerita duka dari keluarga Revan. Anak berumur 9 tahun, meninggal karena terserang Difteri.


Pemeriksaan dokter


Sering menonton berita tentang penyakit yang sedang banyak menjangkiti penduduk Indonesia. Biasanya mendengar berita tentang penyakit ini tidak terlalu menyimak, jadi informasinya tidak banyak ditangkap. Tapi awal tahun ini, kabar tentang penyakit ini menjadi hal yang mengagetkan karena orang yang dikenal adalah salah satu korbannya.

Mengisi waktu liburan pergantian tahun, Revan pergi ke Jakarta ke tempat orang tuanya tinggal dengan keadaan sehat wal afiat. Sehari-harinya Revan tinggal dengan nenek dan sepupu perempuannya di Lampung. Pagi di awal tahun seharusnya ia sudah kembali dan mulai menjalankan aktivitas sekolah tapi malah tersiar namanya lewat pengeras suara masjid. Innalillahi wa innailahirojiun. Revan hanya diberi usia 9 tahun dan merasakan sekolah dibangku kelas 4 semester 1. Anak laki-laki pendiam dan pemalu, begitu ia dikenal.

Masih tak menyangka anak seusia itu meninggal karena sakit hanya dalam hitungan hari, mulailah mencari-cari berita tentang penyakit ini. Modal informasi dari google dan youtube yang didapat, cukup menjawab pertanyaan-pertanyaan penasaran tentang penyakit difteri ini. Artikel ini tidak akan menjabarkan tentang penyakit difteri secara lengkap, karena penulis bukan ahli di bidang ini. Namun hanya merangkum informasi yang menjawab beberapa pertanyaan tentang penyakit yang diderita Revan.

Penyebab Difteri

Penyakit difteri ini paling banyak menyerang anak-anak pada rentang usia 1-9 tahun, tapi tidak sedikit korbannya balita, remaja dan orang dewasa. Jadi penyakit ini sebenarnya tidak memandang usia tertentu. Bakteri Corynebacterium diphtheriae adalah yang menginfeksi penderita difteri dengan menyebarkan racun exotoxin. Orang yang tidak mendapatkan vaksin atau imunisasi DPT saat berusia kurang dari satu tahun lebih rentan terserang penyakit ini.


Kartun bersin batuk muncrat


Selain itu, bakteri ini dapat menginfeksi penderitanya melalui udara. Menghirup udara yang terkontaminasi percikan bersin atau batuk penderita adalah media yang paling mudah untuk bakteri ini menginfeksi. Menggunakan barang-barang pribadi penderita juga salah satu sarana penyakit ini menular. Seperti penggunaan gelas, piring atau handuk secara bergantian tanpa dicuci terlebih dahulu. Menyentuh luka penderita difteri juga akan menularkan bakteri ini.

Pada kasus Revan, jenazah diantarkan dari Jakarta untuk dimakamkan di Lampung. Jenazah sudah berbalut kafan dan diisolasi dengan pembungkus plastik dari pihak Rumah Sakit. Selain itu juga orang yang boleh menyentuh jenazah hanya orang-orang yang sudah disuntik vaksin di Rumah Sakit terlebih dahulu. Hal ini tentu dimaksudkan untuk mencegah bakteri menyebar dan menginfeksi warga lainnya.

Gejala difteri 

Gejala yang muncul adalah radang tenggorokan, sulit menelan dan batuk. Demam disertai perasaan yang tidak nyaman. Muncul lapisan abu-abu dibagian tenggorokan dan amandel. Selain itu juga terjadi pembengkakan di bagian leher. Karena kesulitan menelan menyebabkan nafsu makan menjadi buruk dan semakin menurunkan daya imunitas tubuh. Sehingga tubuh semakin lemah dan lesu. Bila penanganan dokter tidak segera dilakukan maka racun akan segera menyebar ke organ vital seperti jantung, ginjal, jaringan saraf dan otak melalui darah.


Pemeriksaan tenggorokan difteri


Informasi tentang Revan, kurang dari seminggu setelah dinyatakan positif difteri ternyata nyawanya tidak tertolong. Awalnya ia merasa tidak enak badan, demam dan nafsu makan hilang karena tenggorokan sakit. Lalu pernapasan mulai terganggu hingga akhirnya jatuh pingsan. Setelah dilakukan rangkaian pemeriksaan dokter hingga akhirnya dinyatakan Revan pengidap difteri. Bila dilihat dari kasus Revan yang sakit kurang dari seminggu, penyakit ini melumpuhkan penderitanya sangat cepat.

Pencegahan Difteri

Difteri merupakan salah satu penyakit yang dicegah di Indonesia. Karenanya pemerintah mewajibkan warganya untuk vaksin atau imunisasi DPT (difteri, pertusis, dan tetanus) guna mencegah terserang penyakit ini. Rangkaian imunisasi DPT yang seharusnya dilakukan adalah saat usia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, 1,5 tahun dan 5 tahun. Selain itu, untuk perlindungan tambahan dilakukan vaksinasi Tdap/Td pada usia 10 tahun dan 18 tahun. Vaksin ini juga bisa diberikan ulang setiap 10 tahun sekali. Dari program imunisasi pemerintah ini sudah terlihat bahwa penyakit ini memang serius karena berbahaya dan sangat mudah menular. Sayangnya di Indonesia vaksinasi hanya dilakukan pada usia balita dan tidak dilanjutkan pada rangkaian selanjutnya.

Bila orang yang menderita penyakit ini adalah orang yang sering beraktivitas di sekitar anda sebaiknya lakukan vaksinasi dengan berkonsultasi dengan dokter. Menetralisir barang-barang yang biasa digunakan seperti mencucinya dengan sabun antiseptik sampai bersih. Hal ini dilakukan untuk memutus rantai penularan bakteri penyebab penyakit difteri. Dan bila anda atau kerabat anda menunjukkan gejala radang tenggorokan yang tidak wajar segera periksakan ke dokter. Karena banyak kesembuhan orang yang dititipkan melalui tangan-tangan dokter.


Pemeriksaan dokter penyakit difteri


Bila tidak yakin pemberian vaksin dulu sudah diberikan atau belum, bisa dilakukan pengecekan ke puskesmas atau Rumah sakit. Agar bisa dilakukan tindak pencegahan difteri.

***

Kejadian yang dialami Revan seperti menegur. Tak memandang berapapun umur, bila waktu telah habis maka harus meninggalkan dunia dan segala isinya. Kapan, bagaimana dan dimana adalah rahasia Tuhan yang selalu menjadi misteri.

"Life is too short, the here and the now. And you're only given one shot." Dream Theater 

Semoga Revan di terima di sisi Tuhan Yang Maha Esa. Revan sudah diberi kesembuhan dengan diangkat penyakitnya sehingga tidak merasakan sakit lagi. Untuk keluarganya mudah-mudahan diberikan kesabaran dan keikhlasan. Semoga kita yang masih di dunia diberikan kesehatan untuk selalu bersyukur setiap saat. Amiiin :'-)

52 komentar untuk "Difteri Menjadi Cerita Pembuka Awal Tahun"

  1. Maaf mbak anggun, itu ada tulisannya yang nyelip di samping kanan gambar jadi kadang gak kebaca..

    Ternyata begitu bahaya juga bakteri ini ya
    tadinya saya cuek cuek saja, setelah beberapa kali baca postingan tentang difteri ini mungkin harus persiapkan pencegahan dr pola makan dan vitamin

    Kita pasti akan merasakan yang namanya kehilangan, karena itu sudah pasti. Tidak ada yg abadi didunia, yg bernyawa pasti pergi. Allah punya cara senidiri untuk mengambilnya.

    semoga Revan bisa tenang di sana, mendapatkan tempat yang layak di Sisi-NYA, keluarganya semoga di berikan kesabaran. Aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih koreksinya mas adi, sudah diperbaiki sekarang 😀

      Sama mas, tadinya saya jg nggak terlalu gubris beritanya tapi karena korbannya orang yang dikenal dan tiba2 jadi merasa waspada.

      Amiiin semua yg hidup pasti mati tinggal menunggu giliran. Terimakasih doanya mas

      Hapus
  2. Ditambah lagi bermunculan kaum-kaum anti vaksin yang membuat penyakit ini mulai bermunculan kembali.. hadehh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener. Mereka yg punya pemahaman sendiri tentang vaksin dan memilih untuk tidak menggunakan bisa jadi malah jadi sasaran empuk penyakit ini.

      Hapus
    2. Diperparah dengan berita hoax tentang vaksin yg tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya..

      Hapus
    3. Vaksin palsu juga menyumbang hal2 yg makin membuat masyarakat kapok divaksin

      Hapus
  3. Asli aku baru baca rinci difteri ini, duww.. Ngeri banget sih mbak.. Semoga mbaknya sehat selalu yaaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak,jaga kesehatan mbak. Biar bisa menghalau penyakit yg jahat2

      Hapus
  4. baru tahu ada virus sekejam ini, semoga tenang disana revan :(

    nanti punya anak harus rutin ngasih vaksin berarti ya..
    infonya bermanfaat thankyu mbak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Harus mbak,penting untuk pertahanan tubuh. Lebih baik mencegah daripada mengobati kan.
      Sama2 mbak nia

      Hapus
  5. Innalillahi. Semoga beliau di tempatkan di tempat yg baik.
    Semoga kita semua terhindar dr penyakit ini.
    Terimakasih artikel ini sangat bermanfaat sekali.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amiiin... Semoga selalu sehat wal afiat.
      Iya mas,saling berbagi informasi

      Hapus
  6. difteri itu menular ya...cepet sekali ya mbak dalam waktu seminggu nyawa revan sudah tidak tertolong

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menular mbak jadi hati2 ya mbak. Semoga dijauhkan dari segala penyakit berbahaya mbak

      Hapus
  7. Bahaya juga ternyata,,lg hits bngt di bahas di media2 sekarang biar aware 😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya banyak diberitakan tapi nggak menyimak dengan baik informasinya bang

      Hapus
  8. Pergantian tahun baru kemarin, rawan penularan, mulai dari penggunaan terompet tahun baru, hingga hingar bingar keramaian tahun baru. para tenaga kesehatan was2 akan terjadinya penularan....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sangat mengkhawatirkan berati ya. Sebagian daerah jg ternyata sudah ditetapkan kejadian luar biasa karena penyebaran penyakit ini. Saya nggak mengikuti beritanya dengan baik.

      Hapus
  9. apriilll... sehaaatt???

    penyakit ini semacam flu, tapi ngeri ya,, masak sampe ada yg nyawanya tidak tertolong gara2 penyakit ini.. huhu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sehat juni,semoga km jg

      Berbahaya juni,jaga kesehatan baik2 juni biar terhindar dari penyakit yg aneh2.

      Hapus
  10. memang harus selalu konsultasi sama dokter bila sesuatu menyerang anak . difteri tapi dikira flu biasa, DBD eh dikira deman biasa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya,kalau ortu bukan dari ahli medis sebaiknya selalu berkonsultasi dg dokter yg lebih paham. Menghindari hal yg tidak diharapkan

      Hapus
  11. Penyakit Difteri ternyata sekarang mulai mewabah lagi ya Mba, sampai-sampai Anak harus di Vaksin ulang DPT lagi. Mengerikan juga Penyakit Difteri ini sampai2 bisa menyebabkan orang yg terjangkit meninggal dunia. Dan yg lebih mengerikan cara penularannya bisa melalui udara. Itulah pentingnya Anak di usia Balita di vaksinasi agar nantinya terhindar dari penyakit tsb. seperti Pepatah "Mencegah lebih baik dari pada mengobati". :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar mas eka,penyakit ini sedang menjadi perhatian pemerintah kita. Karena penyebarannya dan banyaknya korban karena penyakit ini.

      Setuju dg pepatah itu. Lebih baik vaksinasi saja menghindari yg tidak diinginkan

      Hapus
  12. cukup berbahaya nich penyakit, para orang tua harus membaca artikel diatas. Sehat itu mahal, sakit itu mahal, yang murah apa yach... ? :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yg masih muda jg perlu tau karena akan menjadi orang tua :)

      Yg murah banyak makan di warung saudara sendiri. Biasanya disuruh tambah 😂

      Hapus
  13. Kasihan ya Revan. Emang dulu gak dimunisasi yah waktu kecil?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah untuk masalah itu memang belum tau jawabannya. Karena kan kemarin masih suasana berkabung,jadi belum bisa bertanya banyak dengan keluarga dan memang belum tau banyak tentang penyakit ini. Makanya saya untuk bertanya belum sampai sejauh itu.

      Hapus
  14. Makasih yah mba referensinya. saya sebagai mahasiswa kesehatan jadi terbntu loh

    BalasHapus
  15. Hi Anggun. Thanks sudah berbagi. Sudah seharusnya berbagai pihak segera melakukan tindakan pencegahan dan edukasi, terutama ke daerah-daerah yang terpencil, karena ternyata sangat berbahaya, bukan hanya anak-anak, bahkan orang dewasa juga bisa jadi korbannya.

    Life is to short, right?? Thanks for sharing and remind us

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mas. Seharusnya memang disampaikan agar masyarakat lebih mengenal penyakit2 yg berbahaya juga tindak pencegahannya. Seperti saya saja baru tau bahaya difteri ini setelah ada korban yg dekat.

      Sama2 mas kita saling berbagi pengetahuan

      Hapus
  16. blogger peduli nih, ikut mensosialisasikan difteri he....

    BalasHapus
  17. ngerih tiap baca penyakit2 beginian ,,,

    BalasHapus
  18. Dari dulu suka denger namanya vaksin DPT, baru ngeuh kalau Difteri kepanjanganya, dan ternyata daya dari gejala sampai sakit parah cepet banget.. jadi khawatir ama anak sendiri

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mas. Tapi ya semoga jangan sampai merasakan diserang penyakit apapun yg berbahaya. Mudah2an selalu sehat untuk semua anggota keluarga 😊

      Hapus
  19. di luar engeri sekarang ternyata juga sedang berjangkit wabah difteri seperti di yaman

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ancamannya meluas dimana2 gitu ya. Semoga selalu dijauhkan ya mang

      Hapus
  20. penyakit ini sedang jadi pembahasan luas. Bahkan di salah satu acara talkshow sempat ditayangkan. Patut waspada sepertinya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sedang sangat diperhatikan sepertinya di Indonesia memang. Setidaknya harus tau info2 sepertinya,supaya tau pencegahannya seperti apa

      Hapus
  21. Jadi tahu detailnya nih, terima kasih ya.
    Semoga meninggalnya Revan, bisa memicu untuk kita lebih berhati-hati, lebih menjaga daripada mengobati.

    Semoga revan diterima di sisi Tuhan yang Maha Esa ya. Aamiin..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amiiin ya Alloh terima kasih mas andi.
      Saling berbagi informasi yang baik 😊

      Hapus
  22. Terima Kasih telah membagikan ilmu anda, Informasi yang
    sangat berguna dan bermutu. mari kita saling kenal jauh
    melalui jaringan website.

    ditunggu kunjungannya di blog saya :

    http://softkini.blogspot.co.id

    semoga kita bisa saling berbagi ilmu yang tiada hentinya
    mengalir dalam dunia ini. Terima Kasih

    BalasHapus
  23. aku juga sering sakit tenggorokan mba. denger-denger kabar tentang difteri ini, aku jadi khawatir banget.
    bener-bener deh jangan jajan sembarangan deh. terus kalo ada tanda-tanda difteri langsung deh ke dokter.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Harus begitu mbak,jangan sampai terlambat. Mencegah sejak dini lebih baik :)

      Hapus
  24. difteri ini virus yg berasal dari mana ya? karna adek Revan asli lampung terus ke Jakarta apakah naik pesawat waktu ke Jakarta? dan terinfeksi di Bandara?

    kasihan adek Revan :(

    aku juga sering sakit tenggorokan mba, temenku yang ikut suaminya di luar negri dia vaksin influenza dan jarang banget kena flu batuk, idungnya jarang meler katanya, beda di Indonesia kena debu langsung bisa meler idung kita.

    mba demi apa aku salah komen di web mas zukki, hihi :D aku sudah follow mba anggun salam kenal yaa, follow back juga mbaa :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu yg masih diselidiki mbak. Di sekitar rumah di lampung jg di datangi orang dari dinas kesehatan untuk pengecekan. Supaya bisa dilakukan tindak pencegahan kalau ditemukan kemungkinan difteri.

      Hahaha mas zuki nya jg bilang ke saya kalau dikira blog saya. Tapi ga cuma mbak kok,itu linen di atasnya jg manggil mbak beberapa orang :D

      Hapus