Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

My Wedding

Antara Aku dan Kau (2)

Sangat sering dan tak hanya sebentar aku membayangkan dan memikirkan tentang hal ini. Kehidupan pernikahan yang indah dan membahagiakan. Tapi yang sudah-sudah bukannya banyak yang gagal. Banyak yang tidak bertanggung jawab pada pilihannya dulu. Saat sedang mengagung-agungkan cinta mereka. Lalu akhirnya malah memilih sendiri atau tergoda cinta lainnya dengan alasan sudah tak cocok lagi. Seperti tak pernah ada kebahagiaan yang mereka lalui dan yang teringat hanya penyesalan akan pilihan.

Ini tentang "menyusul" dengan kau (2)


Kemudian muncul banyak pertanyaan yang makin mengukuhkan keraguan. Bagaimana bila nanti aku tak patuh padamu? Bagaimana nanti bila aku tak menghargai usahamu? Bagaimana bila nanti aku tak memahami arti marahmu. Karena sampai saat ini aku masih belum mahir menafsirkan semua sikapmu. Aku masih sering mendukung egoku.

Lalu pada saatnya nanti segalanya telah terjadi. Apa semua yang ada pada diriku mampu kau terima dengan baik? Apa rasa penasaranmu yang terjawab satu per satu nanti akan kau tanggapi dengan bijak? Seperti misalnya, bila saja aku yang kau kira wanita lembut ternyata memiliki suara sendawa yang menggelegar? Lucu atau menjengkelkan kah nanti?

Bahkan yang lebih serius lagi seperti yang sedang booming dibagikan di sosial media. Banyak perempuan yang dilabeli pelakor yang kemudian membuat aku membayangkan sesuatu. Bagaimana setelah 10 tahun usia pernikahan, aku sudah tak semenggiurkan dulu saat aku belum menjadi milikmu. Dan kau mulai dijangkiti penyakit dari makhluk sexy berbibir merah yang usil coba mencumbuimu. Masihkan perasaanku menjadi hal prioritas yang kau ingat dan junjung tinggi? Bagaimana jadinya aku bila pada episode hidupku harus menghadapi peranmu seperti mereka itu? Sedangkan bila kau sudah jadi milikku, segala rasamu pada wanita lain haram bagiku. Aku tak terima kau punya rasa pada wanita yang kau letakkan menjadi sainganku. Bahkan rasa benci pada mantan kekasihmu harus kau hapus tanpa sisa.

Maka itu, mohon jangan sampai kau sembarangan berkata yakin sanggup menanggung ucapan "saya terima nikahnya" pada waliku. Padahal kau belum merampungkan larik cerita patah hatimu dulu. Jangan sampai setelahnya kau masih membanding-bandingkan aku pada yang lalu atau pada yang lain. Seakan-akan kau masih salah memilihku.


Karena dari pengamatanku, menikah itu seperti sebuah seni mencocok-cocokkan. Antara aku dan kamu. Dalam prosesnya harus rela patah hati berkali-kali pada orang yang sama. Berdebat hebat dengan caranya masing-masing. Namun setelah itu pada diam pasinya sendiri-sendiri, seharusnya ada suatu jalan dipikiran yang memunculkan alasan belajar saling mencintai kembali. Menekan besarnya rasa ego diri demi keutuhan kita.

Sebab itulah mengapa menikah seperti ladang ibadah. Setiap tatapan mata lembutnya dinilai ibadah. Tiap senyumnya, genggam tangannya juga cubitan mesranya, semua dihitung ibadah. Karena beratnya melebur dua buah pemikiran pada dua kepala menjadi satu pemahaman. Saling menguatkan dan mengasihi di tiap genre kehidupannya. Saat perut lapar karena kehabisan uang tak kuat membeli makan tapi tetap tegar bercanda dibalik usaha payahnya.

Tak ada seorangpun yang bisa memberikan garansi semua kemungkinan dalam keraguan tak akan terjadi pada diri. Semua bisa terjawab hanya bila itu sudah dilalui. Akhirnya, dari semua perkataan dalam kata yang panjang ternyata satu yang aku dapat. Perkara menikah memang paling banyak diambil karena besarnya rasa NEKAT yang lebih lembut disebut dengan TEKAD.  Bagaimana sepasang manusia saling membesarkan tekadnya untuk maju menjalin cinta halal bersama. Sebesar apa kau membaca gelagatku yang memantapkan keyakinnanmu sehingga kau memenangkan keyakinanku. Semoga kamu dan aku segera berakhir pada satu kata yakin, setelah saling sibuk memperbaiki diri. Sebab hal itu berarti Tuhan telah selesai memvalidasi diri kita dan memberi izin dengan menggerakkan hati kita menuju babak selanjutnya. Sehingga mereka yang ku sebut di cerita Antara Aku dan kau (1), paham bahwa kita adalah arti dari indah pada waktunya. Amiiin. <3 <3

44 komentar untuk "Antara Aku dan Kau (2)"

  1. Lelaki baik-baik untuk wanita baik - baik, dan wanita baik - baik untuk lelaki yang baik pula.
    Semakin banyak kita berfikir dan berandai - andai, semakin girang para syaitan membisikkan rayuan nya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. cocok.. saya suka sama statement ini wkwkw

      Hapus
    2. Terimakasih komen kerennya bang Yogi. 😊

      Hapus
    3. Hehe, reflek keluar kalimat tersebut dr kepala saya setelah baca artikel ini..

      Hapus
  2. aku berharap semoga Allah mengabulkan semua doa anda, dan semua akan indah pada waktunya Amin Sis

    BalasHapus
  3. diselesaikan dulu kisah sebelumnya, baru menambatkan hati lagi ke orang yang baru.
    baiknya gtu.. biar tidak terkesan pelampiasan..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Harusnya begitu juni. Move on makanya 😂

      Hapus
    2. serba salah sebenarnya.. tujuan cari pacar baru kan biar cepet move on ya dr mantan.
      Tp dr sudut pandang lain klo pacaran tp belum move on dr mantan sebelumnya dikira pelampiasan.. nah.. gmna ini april...

      Hapus
    3. Keseringan itu yg terjadi. Kalau niatnya deket sama orang biar move on masih dibanding2in sama mantannya. Dan akhirnya pacarnya yg selanjutnya ga jauh beda sama mantannya. Mirip gitu lah. Kalau ditemukan hal yg beda dari mantannya trus bilang udah ga cocok lagi. Fiuhh

      Hapus
  4. Menikah itu bukan sekedar ikut2an atau siapa yang cepat
    menikah bukan sekedar menyatukan dua orang tapi dua keluarga
    semoga mendapatkan jodoh yg mampu menjanjikan syurga untuk mbak anggun Aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amiiiin. Terharu jadinya didoakan begini.. Terimakasih mas adi tama. Semoga sama begitu jg dg dirimu 😊

      Hapus
    2. hahaha, kok bisa terharu
      sama sama mbak anggun

      Hapus
  5. Amin, karena menikah bukan secepatnya tapi setepatnya. Semoga dpt jodoh yg baik 😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih sudah ikut mengamini dan mendoakan yg baik bang idris 😊

      Hapus
  6. Kuterima nikahnya dengan ....
    Hehe ... Jadi flashback kadang keraguan itu muncul setelahnya, tapi mundur tak mungkin lagi apalagi sudah hadir si krucil, pasti Allah memberikan kekuatan ... Yakin!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Asiiikk pasti inget deg2annya deh mbak may 😂
      Pasti ya mbak 👍

      Hapus
  7. Yang terlintas pertama kali di kepala, pas baca part "yang lagi heboh di sosmed" adalah video #emak2curhat. E malah salah. Malah emak-emak pelakor. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. 😂😂 salah.. kamu salah wisnu. Karena kamu laki2 #eh 😑

      Hapus
  8. Lakukan hal yang baik dan terus memperbaiki diri, sebab lelaki baik nyata juga buat perempuan yang baik. Saya bahkan menikah dengan orang yang hanya beberapa detik saya lihat wajahnya..jodoh rahasia Allah yang tak pernah kita tahu, banyak berpikir baik dan berdoa..semoga dipertemukan dengan jodoh terbaiknya ya, Mbak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amiiin mbak terima kasih banyak komentar baiknya. Semoga selalu istiqomah memperbaiki dirinya mbak :)

      Hapus
  9. Terlena diriku membaca untaian kata-kata yang begitu indah di atas. Saya jadi tidak tahu mau komentar apa. Lha? Itu kalimat pertama kan komentar, bu...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha ya itu komentar terlena dan bingung jadinya mbak ya :D

      Hapus
  10. karena emang ladang pahala dan ibadah yang paling panjang durasi nya ini lah, saya secepatnya menikah mbak..

    semoga Allah lancarkan segala urusannya untuk segera cepat menikah ya, aamiinn

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waahh amiiin yrb. Semoga niatnya dilancarkan dan segera terwujud mas andie :)

      Hapus
  11. Bagi pria mungkin masih membayangkan dan menganggap sebagai sebuah beban pada tanggung jawab nantinya. Selain itu mungkin menunggu mapan atau sebagainya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena tanggungjawab anak orang berpindah 100% ke laki2 yg disebut suami itu ya. Harus begitu memang pemikirannya. :)

      Hapus
  12. Nice info mba (2)
    Bingung mau komen apa sudah lengkap dari atasnya :D

    BalasHapus
  13. april.. i am coming.. gimana.. jadi ndak partneran untuk ternak tuyul???

    BalasHapus
    Balasan
    1. 😂😂
      Brati kita budidaya ya jun?
      Target jualnya kemana jun? Pasar tuyul mana aku ga tauuu laa

      Hapus
  14. Anjangsana ke sini berkat "jualan"nya mas Idris di ngayapdotcom. Dan terbukti... aku sukaaa...

    Itulah kenapa jodoh itu misteri dan hanya milik 'Ilaahi Robbi'.
    Ikhtiar kita, tetap lakukan yang terbaik, yang lain mengikuti, Insya Allah.

    Betul tuh kata Mas di atas, siapa ya tadi namanya.
    Terlalu hati-hati sama dengan tidak hati-hati sama sekali.

    Tahun ini perkawinanku memasuki tahun ke-25.
    Percis bagai bahtera, ada banyak badai, karang juga angin sepoi-sepoi.
    Dan... yup masih kami terus berlayar... belajar dan belajar.

    Selayaknya cinta bagai tanaman, harus dipelihara agar perciknya tetap membara, sepanjang usia.

    Duh... kog kayak postingan blog ya jadinya, hahaha...

    Salam kenal ya April, aku... Juni, perempuanjuni ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wahh berkat bang idris bisa mampir kesini dong :D

      Iya sih terlalu takut dengan hal yg belum terjadi. Kata maggy z percuma saja berlayar kalau kau takut gelombang 😂

      Tetap bertahan ya mbak apapun guncangannya. 25th.. Lamaaaa dan bertahan 😊

      Waahh salammm hangat banget inii mbak juni 😀

      Hapus
  15. kalau menurut saya pertanyaan dalam hati itu timbul karena bisikan. bisikan itu banyak hal dan biasanya memang menimbulkan keraguan, dan yang gilanya lagi kalau bisikan itu seakan bijak dan sangat dekat dengan akal atau logika agama. kita gak tau kalau bisikan itu datang dari nafsu atau iblis yang biasanya menyesatkan dengan pangkat pedang ragu. biasanya bisikan itu timbul ketika kita mau berbuat baik, termasuk mau menikah, padahal nikah itu berhubungan dengan jodoh yang termasuk rahasia Tuhan. kalau boleh saya memberi masukan lihat syarat dan hukumnya sesuai agama, maka dari situ kita akan faham apa yang harus kita ambil dalam berumah tangga. karena ketika seorang hamba Allah menikah maka dia sudah menyempurnakan separo agamanya. dan disinilah iblis merasa terganggu dengan hal kemuliaan ini....

    hedehhh jadi kepanjangan komennya. nanti dikira tausyiah pula. udah ahh... heee
    mohon maaf ya mbak kalau lancang. ini cuma berbagi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang perlu dikomentari seperti ini mbah artikel ini biar sadar yg nulis 😂

      Terima kasih banyak malahan diingatkan. Iya. Padahal sudah tau kalau menikah itu sunah dan dianjurkan agama. Tp pikiran terlalu diberat2kan mungkin

      Hapus
  16. Semoga mendapatkan jodoh yg mampu menjanjikan syurga untuk mbak anggun Aamiin.

    BalasHapus
  17. Yang penting yakin mba😊
    Serahkan semua kepada yang kuasa.
    Insha Allah, ketemu yg terbaik 😊

    BalasHapus
  18. Aku dan Kau.... Suka Dancoww... :)

    Cari persamaan disetiap hubungan agar terjalin hubugan yang ....muesssrahhh... !! :)

    Tips Bonus dari saya Mbak, hehehe... :0

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siap kang nata.. Nanti dicari terus pokoknya biar muessraah terus 😀

      Hapus
  19. setelah membaca artikel part 2 ini aku jadi ngerti apa yg ada
    dalam keragu raguan wanita ...
    berbeda dengan saya yang kaum adam
    Kalo boleh jujur ,,,, yg di andaikan ketika menikah nanti
    Sanggupkah aku menafkahinya, sementara rezeki ku saja belum jelas untuk sekarang ini,,
    kalo aku menikahinya apa yg terjadi dengan anak ku nanti 5 atau sepuluh tahun lagi .....
    😅😅😅😅😅
    Keren tulisannya pril

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wuiih Mr. Haaah is back 😁

      Sebenernya ada keraguan itu,besar jg. Bagaimana nanti mendidik anak, menafkahi dan lain sebagainya..

      Tapi karena dominan urusan nafkah menafkahi itu bagiannya lelaki jadi ya memang wajar dan wajib lelaki memikirkan hal itu..
      Walaupun perempuan jg bisa aja membantu untuk kerja. Berpikir jauh ke depan. 😊

      Hapus