Festival Payung Indonesia (FPI) 2016
Kami datang kesana dihari terakhir yang menjadi acara penutupan festival, tepat hari minggu yaitu hari di mana kebanyakan orang ingin mencari hiburan dihari libur. Belum juga sampai tempat kejadian perkara, di pinggiran jalan sudah berbaris mobil-mobil pengunjung terparkir. Perasaan tidak enak mulai menghantui, aku mulai berpikir kalau di dalam sana pasti sudah penuh pengunjung yang tiba lebih dulu. Benar saja, setibanya kami di depan taman dan baru berniat meminta sedikit ketulusan mamas parkir untuk memberi ruang kepada motor yang kami kendarai saja sudah ditolak. God, mas.. belum juga aku utarakan apa isi hatiku tapi sudah ditolak. "Nggak bisa.. nggak bisa.. penuh.. penuh.. yang lain saja" teriaknya lantang tanpa mengetahui perasaanku yang kecewa. Sedih memang, tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa selain merelakan niatku tadi. Akhirnya aku berpikir untuk move on saja dan mencari mamas parkir lain yang akan dengan senang hati menerima segala baik dan buruk motor yang akan aku titipkan. Setelah mencari dan berjubel diantara kemacetan pengunjung yang juga mencari parkiran akhirnya ketemu juga, walaupun kali ini bukan mamas melainkan bapak-bapak tapi aku yakin dia pasti lebih berpengalaman dan akan lebih mengayomi motorku nanti. Terima kasih bapak tukang parkir. Biasanya aku yang menghindar saat pergi dari toko dan diam-diam kabur saat tukang parkir "ajaib" lengah karena tak mau rugi, hari itu merasa sangat membutuhkanmu. Setelah parkir, aku dan temanku akhirnya menuju lokasi festival. Yessss!!!
Perjuangan belum berakhir... Ya Tuhan, entah berapa ribu orang yang tumpah ruah disana. Sejauh pandangan yang terlihat orang berlalu lalang, untuk berjalan beberapa langkah saja harus zig zag karena memang semua yang disana tidak dikomando untuk berbaris rapi. Mata yang melihat orang-orang dengan bermacam-macam rupa, baju berwarna-warni dan aroma yang campur aduk.. membuat kepala mulai pusing karena keramaian. Lalu aku memutuskan untuk mencari tempat duduk, ternyata di tempatku duduk adalah tempat yang menghadap panggung pertunjukan terbuka yang akan dimulai acara pentas seni dari berbagai daerah dengan tema payung. Pilihan yang tepat ternyata memilih untuk duduk disana. Beberapa saat aku dan temanku menikmati pertunjukkan, diantaranya tarian, musik tradisional, dan musik yang terbuat dari barang bekas. Pelakonnya juga dari berbagai umur, dari SD sampai dewasa. Pertunjukkan yang dibawakan apik dan dipandu pembawa acara yang menurutku asik sehingga membuat pengunjung terhibur. Tapi akibat panas karena cuaca dan mulai lelah, kami memutuskan untuk mengakhiri menonton pertunjukkan dan pulang tapi tentu saja setelah take selfie berkali-kali. Haha..
Perasaan yang awal datang sudah disambut dengan macet panjang dan susah mencari parkir, terbayar dengan hiburan yang bagus dan menghibur. Tahun depan kalau masih beruntung untuk bisa datang ke event selanjutnya, lebih baik datang lebih awal. Acara dimulai dari jam 9 pagi sampai 9 malam, mungkin datang jam 9 pagi adalah pilihan yang lebih baik supaya bisa lebih leluasa menikmati hiasan demi hiasan payung yang sudah tertata disana. Luar biasanya antusias pengunjung yang datang pasti akan menjadikan semangat untuk panitia penyelenggara untuk meningkatkan acara tahun berikutnya. Semoga selalu sukses acara yang dilaksanakan dan selalu rutin diadakan.
Terima kasih telah membaca, untuk masukannya jangan sungkan untuk komen di kolom yang sudah disedakan. Senyum manis untuk yang termanis :)
Perjuangan belum berakhir... Ya Tuhan, entah berapa ribu orang yang tumpah ruah disana. Sejauh pandangan yang terlihat orang berlalu lalang, untuk berjalan beberapa langkah saja harus zig zag karena memang semua yang disana tidak dikomando untuk berbaris rapi. Mata yang melihat orang-orang dengan bermacam-macam rupa, baju berwarna-warni dan aroma yang campur aduk.. membuat kepala mulai pusing karena keramaian. Lalu aku memutuskan untuk mencari tempat duduk, ternyata di tempatku duduk adalah tempat yang menghadap panggung pertunjukan terbuka yang akan dimulai acara pentas seni dari berbagai daerah dengan tema payung. Pilihan yang tepat ternyata memilih untuk duduk disana. Beberapa saat aku dan temanku menikmati pertunjukkan, diantaranya tarian, musik tradisional, dan musik yang terbuat dari barang bekas. Pelakonnya juga dari berbagai umur, dari SD sampai dewasa. Pertunjukkan yang dibawakan apik dan dipandu pembawa acara yang menurutku asik sehingga membuat pengunjung terhibur. Tapi akibat panas karena cuaca dan mulai lelah, kami memutuskan untuk mengakhiri menonton pertunjukkan dan pulang tapi tentu saja setelah take selfie berkali-kali. Haha..
Perasaan yang awal datang sudah disambut dengan macet panjang dan susah mencari parkir, terbayar dengan hiburan yang bagus dan menghibur. Tahun depan kalau masih beruntung untuk bisa datang ke event selanjutnya, lebih baik datang lebih awal. Acara dimulai dari jam 9 pagi sampai 9 malam, mungkin datang jam 9 pagi adalah pilihan yang lebih baik supaya bisa lebih leluasa menikmati hiasan demi hiasan payung yang sudah tertata disana. Luar biasanya antusias pengunjung yang datang pasti akan menjadikan semangat untuk panitia penyelenggara untuk meningkatkan acara tahun berikutnya. Semoga selalu sukses acara yang dilaksanakan dan selalu rutin diadakan.
Terima kasih telah membaca, untuk masukannya jangan sungkan untuk komen di kolom yang sudah disedakan. Senyum manis untuk yang termanis :)
Indonesia kaya sekali dengan karnaval temasuk layang2 payung balon dan fhasion. Semua ada layak untuk di kembangkan dan majukan lagi.
BalasHapusBenar mas warman. Harus sering diadakan festival2 supaya generasi selanjutnya juga kenal dg warisan budaya
HapusKeren
BalasHapusMantap ndro 😊
BalasHapus